Kabupaten Pati
 (bahasa JawaHanacaraka: ꦥꦛꦶ, Pegon: ڤاطيtranslit. Pathi) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa TengahIndonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan PatiKabupaten ini terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Penduduk kabupaten Pati berjumlah 1.324.188 jiwa pada akhir tahun 2020,[4] dan 1.366.516 jiwa pada pertengahan tahun 2023.[3]

Geografi

[sunting | sunting sumber]

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah administrasi Kabupaten Pati meliputi:

UtaraLaut Jawa
TimurLaut Jawa dan Kabupaten Rembang
SelatanKabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora
BaratKabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara

Sebagian besar wilayah Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Bagian selatan (perbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora) terdapat rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian barat laut (perbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara) berupa perbukitan. Bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Rembang. Sungai terbesar adalah Sungai Juwana, yang bermuara di daerah Juwana.

Ibu kota Kabupaten Pati terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, berada di jalur pantura Semarang-Surabaya, sekitar 75 km sebelah timur Semarang. Jalur ini merupakan jalur ramai yang menunjukkan diri sebagai jalur transit. Jalur melewati Kota Pati ada dua: dalam kota dan jalur lingkar Pati. Kendaraan umum dan besar melalui jalan lingkar Pati. Sementara kendaraan pribadi dapat memilih antara jalan dalam kota yang cukup sempit atau jalur lingkar.

Terdapat sungai besar yaitu Bengawan Silugonggo (Sungai Silugonggo). Saat musim penghujan sering kali sungai ini meluap. Tata kelola sungai ini ditangani oleh Balai Pengelolan Sumber Daya Air (PSDA) Serang Lusi Juana (Seluna).[7]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Sejarah Kabupaten Pati berpangkal dari beberapa gambar yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1971 yaitu gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara". Menurut cerita rakyat yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya, dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan. Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden Sukmayana pembesar dari Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.

Masa Kadipaten Carangsoka (1292 M)

[sunting | sunting sumber]

Menjelang akhir abad ke XIII atau sekitar tahun 1292 M, di Pulau Jawa terjadi kekosongan penguasa pemerintahan. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri. Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah, sekitar Gunung Muria bagian Timur, muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.

Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu

Kedua kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, kedua adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon mempelai putri meminta bebana (persyaratan) agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi) dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama Sapanyana.

Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan Sondong Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan (berhasil dengan baik).

Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi pelaminan menuju ke panggung dan kemudian melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara Raden Jasari dan Rara Rayungwulan gagal total.

Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati Paranggaruda, Yudhapati dan putra lelakinya gugur dalam palagan membela kehormatan dan gengsinya.

Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama Singasari.

Kadipaten Pesantenan

[sunting | sunting sumber]

Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri dengan mengganti nama Kadipaten Pesantenan dengan gelar "Adipati Jayakusuma" di Pesantenan.

Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu Raden Tambra. Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan gelar "Adipati Tambranegara". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya. Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan kesejahteraannya semakin meningkat.

Kabupaten Pati

[sunting | sunting sumber]

Untuk mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di wilayahnya, Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di Desa Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.

Dalam prasasti Tuhannaru, delapan Lempengan Baja dan bertuliskan huruf Jawa kuno, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten Majakerta yang tersimpan di museum Trowulan. Pada lempengan yang keempat antara lain berbunyi bahwa: .....Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.

Pati bagian Kerajaan Majapahit

[sunting | sunting sumber]

Raja Jayanagara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para adipati itu dengan memberi status sebagai tanah perdikan, dengan syarat bahwa para adipati itu setiap tahun harus menyerahkan Upeti berupa bunga.

Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu terdapat juga dalam Kitab Babad Pati yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S. Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula yang lengkapnya berbunyi:

...Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh, Kyai Ageng Pathi namaRaden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.

Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.

Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu: 3 Juli7 Agustus dan 14 Agustus 1323.

Hari Jadi Pati

[sunting | sunting sumber]

Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah SMA se-Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus 1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.

Tanggai 7 Agustus 1323 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Pati dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor: 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala "KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI" yang bermakna "Dengan bekerja keras dan penuh doa kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah".

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Daftar Bupati

[sunting | sunting sumber]
NoBupatiMulai JabatanAkhir JabatanWakil BupatiKeteranganRef.
1.Raden TambranegaraSekitar 1300-anAdipati di Kadipaten Pesantenan dan Pati
2.Raden Tandanegara1330Adipati di Kadipaten Pati
3.Kayu Bralit15111518
4.Ki Ageng Penjawi15681576Adipati di Kabupaten Pati setelah gugurnya Arya Penangsang
5.Raden Sidik, bergelar Djajakoesoema I15771601
6.Djajakoesoema II16011628
7.Ki Arya Pagedongan, bergelar Djajakoesoema III16281640Adipati Pragola II
8Pemerintahan kosong & pecah menjadi 2Katemenggungan dan 7 (tujuh) Kademengan, yaitu:
Katemenggunan: Toemenggung Wetanan & Toemenggung Koelonan
Kademangan: Demang Tenggeles, Demang Selowesi, Demang Tjengkalsewu,
Demang Glongsong, Demang Paselehan, Demang Margotoehoe, Demang Juwono
9Lepek, Mangun Oneng I1670Adipati Pakem
10Widjo, Mangun Oneng II16781682Adipati Pati
11Tumenggung Tirtono16821690Adik Mangoen Oneng
12Abroenoto, Mangoen Oneng III16901701Putra Mangoen Oneng II
13Soemodipoero17011718Putra Pangeran Koedoes
14Pangeran Koming, Pamegat Sari I17181820Putra Soemodipoero
15Pangeran Kuning, Pamegat Sari II1720Wafat dan makamnya di Kudus
16Raden Wiratmodjo II, Pamegat Sari III1761
17Pangeran Arya, Megatsari IIIAdipati di Kabupaten Pati, Masa Deandels, Diasingkan ke Belanda dan makamnya di Surabaya
18Sosrodiningrat18071808Bupati Pati Kulon
Mangunkusumo18071808Bupati Pati Wetan
19Kiai Adipati Tjondronegoro18081812Bupati Pati pindahan dari Bupati Lamongan
20Adipati Raden Tjondronagoro18121813Bupati Pati dimakamkan di Desa Puri Pati
21Raden Bagoes Mita
(Kandjeng Pangeran Ario Tjondro Adinegeoro)
18131829Sumber dari prasasti berdirinya masjid Gambiran Pati
22Raden Bagoes Merto
(Raden Adipati Tjondronegoro)
18291883
23Raden Bagoes Surodipoyoni
(RAA Tjondronegoro V)
18831896Bupati pati - kudus wafat 1913 dimakamkan di bareng Jekulo kudus
24Raden Bagoes Kasan
(Raden Adipati Ario Tjondro Adinegoro)
18961904
25Raden Toemenggong Prawiro Werdojo19041934
26Raden Adipati Ario Soewondo19071934Wafat 4 Juni 1934
27K.G.P. Dipokoesoemo19341935
28R.T.A Milono19351945Bupati Pati kemudian menjadi Residen Pati
Masa Pemerintahan Indonesia
29M. Moerjono Djojodigdo19451948Tahun 1948 terjadi perebutan oleh PKI/Muso. Pada Desember 1948, Clash II Pd. Bupati Pati ditunjuk Sukemi Wedono Tayu
30Raden Soebijanto19501952
31Raden Soekardji Mangoen Koesoemo19521954Bupati Pati
32Palal al Pranoto19541957Kepala Daerah Swatantra
33R. Soemardi Soeroprawiro19571959Pegawai Tinggi diperbantukan Pemda tingkat II
34M. Soetjipto19591967
35A.K.B.P Raden Soehargo19671971
36Kol. Inf. Panudju Widajat19711973menjabat 18 bulan/meninggal dunia
37Kol. Pol.Drs. Edy Rustam Santiko19731979
38Drs. Soeparto Soewondo1979Agustus 1981Residen Pati merangkap Pj. Bupati Kdh. tingkat II Pati
39Kol. Art. Saoedji6 Agustus 1981September 1991
40Kol. Kav. SunardjiSeptember 1991September 1996
41Kol. Art. H. Yusuf MuhammadSeptember 1996September 2001
42H. Tasiman, SHSeptember 2001September 2006Drs. Kotot Kusmanto
(42)H. Tasiman, SHSeptember 200627 September 2011Kartika Sukawati, SE. MM
43H. Haryanto, SH, MM, M.Si.7 Agustus 20127 Agustus 2017Budiono
(43)H. Haryanto, SH, MM, M.Si.22 Agustus 20177 Agustus 2022H. Saiful Arifin[8]


Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Pati dalam tiga periode terakhir.[9][10][11]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014–20192019–20242024-2029
PKB6Steady 6Steady 6
Gerindra8Penurunan 6Steady 6
PDI-P8Kenaikan 10Kenaikan 14
Golkar6Penurunan 5Steady 5
NasDem(baru) 4Kenaikan 5Penurunan 3
PKS5Penurunan 3Kenaikan 5
Perindo(baru) 1Penurunan 0
PPP3Kenaikan 5Kenaikan 6
Hanura4Penurunan 3Penurunan 0
Demokrat6Steady 6Penurunan 5
Jumlah Anggota50Steady 50Steady 50
Jumlah Partai9Kenaikan 10Penurunan 8


Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Pati terdiri dari 21 kecamatan, 5 kelurahan, dan 401 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.283.790 jiwa dengan luas wilayah 1.489,19 km² dan sebaran penduduk 862 jiwa/km².[12][13]

Kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Juwana di sebelah timur, Tayu di sebelah utara, dan Kayen di bagian selatan. Untuk Juwana dan Tayu keduanya merupakan kota pelabuhan yang berada di pesisir Laut Jawa. Sedangkan sebagian Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo berada di bawah pegunungan Kendeng. Di Kayen pula, berdiri RSUD milik pemerintah kabupaten dan merupakan satu-satunya kecamatan di luar ibu kota kabupaten yang memiliki fasilitas RS milik pemerintah.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Pati, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[14]StatusDaftar
Desa/Kelurahan
33.18.07Batangan1859186Desa
33.18.18Cluwak1359157Desa
33.18.20Dukuhseti1259158Desa
33.18.11Gabus2459173Desa
33.18.13Gembong1159162Desa
33.18.17Gunungwungkal1559156Desa
33.18.06Jaken2159184Desa
33.18.09Jakenan2359182Desa
33.18.08Juwana2959185Desa
33.18.02Kayen1759171Desa
33.18.12Margorejo1859163Desa
33.18.16Margoyoso2259154Desa
33.18.10Pati52459111-59119Desa
Kelurahan
33.18.05Pucakwangi2059183Desa
33.18.01Sukolilo1659172Desa
33.18.03Tambakromo1859174Desa
33.18.19Tayu2159155Desa
33.18.14Tlogowungu1559161Desa
33.18.21Trangkil1659153Desa
33.18.15Wedarijaksa1859152Desa
33.18.04Winong3059181Desa
TOTAL5401

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Beberapa sarana rumah sakit yang ada di kabupaten Pati, yakni RSUD RAA Soewondo, RS Keluarga Sehat Hospital (KSH) Pati, RS Mitra Bangsa, RS Fastabiq, RSB Harapan, RSB Asifa, RS Paru-paru, RS Islam Pati, RS Assuyuthiyyah Guyangan, RSU Kayen, RS Keluarga Sehat Hospital (KSH) Tayu, RS Budi Agung. Kemudian ada beberapa klinik seperti Klinik Sejahtera, BKIA Bhayangkari, Klinik Keluarga Sehat, dan Klinik Pratama Mega Sehat Pati. [15]

Perguruan Tinggi

[sunting | sunting sumber]

Perguruan Tinggi yang ada di kabupaten Pati antara lain Universitas SAFIN Pati, Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP), Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) AKI Pati, Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKWW) Pati, Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati, Akademi Kebidanan (Akbid) Bakti Utama Pati, Akademi Kebidanan (Akbid) Duta Dharma Pati, Akademi Perawat (Akper) Pragola Pati, Akademi Pertanian Pragola Pati, Universitas Terbuka (UT) Pati, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syekh Jangkung Pati[16] dan lainnya.

Kuliner

[sunting | sunting sumber]

Masakan

[sunting | sunting sumber]

Masakan khas kabupaten Pati, yaitu:

Jajanan

[sunting | sunting sumber]

Jajanan khas kabupaten Pati, yaitu:

  • Gethuk Runting
  • Jenang Landoh (Jatimulyo)

Minuman

[sunting | sunting sumber]

Minuman khas kabupaten Pati, yaitu:

  • Dawet Siwalan
  • Wedang Opum
  • Wedang Coro
  • Kopi Jolong
  • Wedang Cemoe

Oleh-oleh

[sunting | sunting sumber]

Oleh-oleh khas kabupaten Pati, yaitu:

  • Bandeng Presto Juwana
  • Jenang Landoh
  • Kerupuk Daging
  • Kerupuk Ampo
  • Kerajinan Kuningan
  • Batik Bakaran